Hi sya’s :D Postingan kali ini gue mau ngebahas tentang “sahabat”. Menurut Aristoteles, definisi persahabatan adalah satu jiwa yang tinggal di dalam dua jiwa. Waw :O Terbayang gak sih seberapa berharganya sahabat? Karena menurut Aristoteles, sahabat itu ibaratkan jiwa kita yang tinggal pada orang lain.
Tapi, gak sedikit orang yang menyalahgunakan “persahabatan” untuk tipu muslihat. Misalnya? Gampang aja, narkoba misalnya. Ketika seseorang lagi dilanda kesepian dan butuh tempat curhat, datang satu orang yang kelihatannya ‘peduli’, mendengarkan keluh kesah dan sebagainya. Lalu tiba waktunya ia memberikan narkoba dengan dalih narkoba itu bias mengurangi penderitaannya. Awalnya memang diberikan secara gratis. Namun selanjutnya? Dijual dengan harga mahal, terblebih narkoba itu bukanlah hal yang menyehatkan melainkan menggerogoti tubuh. Betapa jahatnya orang yang sudah ‘berpura-pura’ dating sebagai sahabat dan merusak orang tersebut.
Nah sya’s, banyak juga kejadian ‘narkoba-narkoba’ ini dalam kehidupan remaja. Sebut saja mencuri, membangkang, gak mendengarkan guru, dll. Banyak sekali persahabatan yang salah arah dan mengarah pada hal-hal negative itu dengan alasan ‘solidaritas’. Nah, sebenarnya seperti apasih persahabatan yang benar?
1. Gak Membuat Terjerumus
Dimana-mana, persahabatan yang benar adalah persahabatan yang membuat kita menjadi lebih baik lagi. Maksudnya? Gak menjerumuskan kita kepada hal-hal yang merusak tubuh dan kepribadian kita. Terlebih lagi salah satu faktor yang mempengaruhi kepribadian kita adalah lingkungan. Jika lingkungan kita (dalam lingkup ini=persahabatan) saja sudah negative, bagaimana kepribadian kita? Terlebih jika kita belum memiliki prinsip diri kita dan masih dalam perkembangan kepribadian.
Hal ini bukan berarti kita pilih-pilih dalam bersahabat. Justru, kita harus menjadi contoh di dalamnya agar teman-teman kita boleh ikut menjadi lebih baik lagi. Tentu saja bukan dengan perkataan, melainkan dengan teladan yang kita berikan. Misalnya, ketika kita rajin beribadah, rajin belajar, tentunya sahabat kita akan melihatnya dan mulai timbul pertanyaan “kok dia bisa kaya gitu sih? Kalo dia bisa, kenapa gue enggak?” Secara gak langsung kita turut memberikan motivasi untuknya.
2. Apa Adanya
Persahabatan itu bukannya “menjadi orang lain”. Melainkan belajar menerima diri kita apa adanya. Toh, sahabat yang baik pun akan menerimamu apa adanya. Menjadi orang lain berbeda arti dengan menjadi lebih baik. Menjadi orang lain adalah dimana ketika kita bersama sahabat kita, kita tampil seolah-olah kita tidak memiliki kekurangan. Bagaimana persahabatan itu ada jika kita aja gak mengenal satu sama lain apa adanya?
3. Jujur
Nah, ini nih… Kadang, ketika kita merasa gak srek dengan sikap sahabat kita, sering banget kita biarin aja. Atau bahkan, ketika kita bener-bener gak suka sama sikapnya kita malah ngomongin dia di belakang. Ini salah banget, dan gak adil bagi sahabat kita. Untuk membuatnya lebih baik, kita harus jujur tentang apa yang kita rasain tentang dia. Tentu saja hal-hal yang membangun dia, dan tetep terima dia apa adanya.
4.
Mendengarkan dan Didengarkan
Ngomong mulu, gak aus? Dengerin mulu, gak pengeng tuh telinga? Dalam suatu hubungan pasti ada timbale balik. Gabisa kita terus yang minta didengerin dan diikutin sedangkan sahabat kita Cuma seperti “tempat buangan” dimana keluh kesah kita certain tapi kita sendiri gak mendengarkannya. Persahabatan yang seperti itu malah akan membuat keduabelahpihak sama-sama gak berkembang dan pastinya akan merusak persahabatan itu sendiri.
5. Mencari Solusi
Layaknya dalam sebuah makan, gak akan lengkap jika setiap hari kita makan yang manis-manis aja. Akan ad saatnya kita harus mencoba makan yang pedes-pedes, atau keasinan. Begitu juga persahabatan ga akan lengkap tanpa adanya masalah, right? Justru masalah yang hadir akan menguji seberapa kuat persahabatan kita. Apalagi, hal itu akan menjadi pelajaran untuk ke depannya.
Nah, segitu aja bahasan kali ini. Semoga bermanfaat yah ;)
0 komentar:
Posting Komentar